Selasa, 27 Desember 2011

George Simmel

George simmel lahir tahun 1858 di pusat kota berlin. Ayahnya seorang pedagang yahudi kaya, yang masuk agama Kristen, dan meninggal ketika georg masih sangat kecil, dan hubungan dengan ibunya agak jauh. Sesudah kematian ayahnya, seorang teman keluarga itu diminta untuk menjaga Georg, dan kekayaan berupa uang yang ditinggalkan oleh pengasuhnya itu memungkinkan dia untuk mempertahankan suatu gaya hidup borjuis yang enak, meskipun selama karirnya dia tidak berhasil memperoleh uang.
Simmel menerima gelar doctor dari Universitas Berlin tahun 1881 dan mulai mengajar disana tahun 1885. Dia merupakan seorang guru yang cemerlang, peka, sangat dalam pengetahuannya mengenai berbagai macam hal. Kuliahnya begitu berhassil sehingga tidak hanya mahasiswa yang menghadirinya tetapi juga kaum elit intelektual diberlin.
Meskipun pengetahuannya luas, kecemerlangan kuliahnya yang diakuai dan banyaknya serta mutu tulisannya, pengakuan professional yang diberikan kepada simmel selama kehidupan profesionalnya itu sangatlah sedikit. Selama lima belas tahun dia tetap sebagai dosen privat, yakni dosen yang tidak dibayar yang gajinya berdasarkan pembayaran mahasiswa. Kemudian dia menerima gelar professor luar biasa, tetapi hanya merupakan kehormatan belaka tanpa kompensasi. Simmel akhirnya meninggalkan universitas berlin tahun 1914, untuk menerima posisi sebagai professor penuh pada universitas Strasbourg, namun malang kehidupan akademisnya segera terhenti Karena pecah perang.
Meskipun pengakuan professional yang resmi kurang, keahlian simmel dalam memberikan kuliah menghasilkan banyak pengagum, dan persahabatannya dengan kalangan intelektual akademis, menyenangkan baginya. Bersama dengan Tonnies dan Weber, Simmel mengharapkan untuk mendirikan perkumpulan German Society for Sociology. Weber berusaha supaya simmel dipromosikan lebih cepat, namun tidak berhasil. Simmel tentu bukan berada diluar lingkungan akademis seperti halnya dengan comte di perancis awal abad itu, namun statusnya jelas bersifat marginal.
Ada beberapa alasan untuk posisi marginalnya simmel ini. Coser dan spykmann menunjukkan bahwa darah Yahudi Simmel mungkin merupakan salah satu alasan. Selain sikap anti-semitdijerman, Simmel sendiri memperbesar marginalitasnya dengan menolak untuk menyesuaikan diri dengan suatu spesialisasi yang sudah diakuai dalam dunia akademis. Minatnya sangat luas, dan dari titik pandangan kaum akademisi yang berkuasa pada waktu itu, hal ini memperlihatkan suatu penolakan untuk mengambil suatu bagian tertentu dalam suatu spesialisasi yang sudah diakui dan untuk mengabdikan dirinya dalam bidang ilmu pengetahuan secara penuh. Simmel tidak tertarik pada usaha membangun suatu jenis filsafat atau sosiologi yang komprehensif. Sebaliknya, seperti coser kemukakan, simmel nampaknya mengikuti dorongan hatinya, mulai dari epistimologi kant sampai ke sosiologi mengenai makanan atau mode atau topic apa saja lainnya yang mungkin muncul dalam fantasinya, namun hasil keseluruhannya bersifat fragmen-fragmen saja.
Latar belakang simmel yang kekotaan itu serta status akademisnya pasti memberikannya kepekaan akan hal-hal yang halus dan tidak kentara dalam proses social yang tercermin dalam tulisannya. Mungkin beberapa dari pandangan ini tidak muncul kalau Simmel berakar lebih kuat lagi dalam perspektif intelektualnya dan jadinya kurang objektif lagi.

Referensi:
Rtzer, George.2004.Teori Sosiologi.Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar