Selasa, 06 Desember 2011

George Simmel: Filsafat Uang


Pandangannya sering disebut Pesimisme Budaya. Menurut Simmel, modernisasi telah menciptakan manusia tanpa kualitas karena manusia terjebak dalam rasionalitasnya sendiri. Sebagai contoh, begitu teknologi industri sudah mulai canggih, maka keterampilan dan kemampuan tenaga kerja secara individual makin kurang penting. Bisa jadi semakin modern teknologi, maka kemampuan tenaga individu makin merosot bahkan cenderung malas. Artinya uang sudah tidak dipahami sebagai fungsi alat, tetapi sebagai tujuan. Kekuatan kuantitatifnya telah mampu mengukur berbagai jarak sosial yang membentang antar individu, seperti cinta, tanggung jawab, dan bahkan mampu membebaskan atas kewajiban dan hukuman sosial. Barang siapa memiliki uang dialah yang memiliki kekuatan.

Buku The Philosophy of money ( 1907/1978 ) menggambarkan dengan baik betapa luas dan majunya pemikiran Simmel. Meskipun judul buku ini menunjukkan kalau Simmel memusatkan perhatiannya pada uang, namun pada level lain Simmel tidak tertarik pada uang semata, ia tertarik pada dampak yang ditimbulkannya. Ia juga melihat uang sebagai fenomena spesifik yang dikaitkan dengan berbagai komponen kehidupan lain termasuk “pertukaran, kepemilikan, keserakahan, pemborosan, sinisme, kebebasan individu, gaya hidup, kebudayaan, nilai kepribadian, dan lain sebagainya.” ( Siegfried Kracauer, dikutip dalam Bottomore dan Frisby, 1978: 7 ).
Uang dan Nilai
Simmel berpendapat bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan dirinya secara tepat dari objek. Benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, tidak terlalu berharga. Begitu juga dengan benda-benda yang terlalu jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil diperoleh juga sangat tidak bernilai. Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Dalam konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang. Disini uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.
Uang, Reifikasi, dan Rasionalisasi
Dalam proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar bagi berkembangnya pasar, ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat ( kapitalis ) modern. Tidak sekedar membantu menciptakan dunia sosial yang terefikasi, uang pun berperan dalam meningkatkan rasionalisasi dunia sosial. Diam-diam uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan meningkatkan arti penting kecerdasan di dunia modern. Disisi lain ekonomi uan gjuga berperan besar dalam perubahan norma dan nilai masyarakat, mendorong terjadinya “ reorientasi fundamental kebudayaan kearah intelektualitas.

referensi:
Ritzer, George. dan Goodman, Douglas J.2011. Teori Sosiologi. Bantul: Kreasi Wacana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar