Selasa, 03 Januari 2012

Fakta Sosial (The Rule Of Sociological Method) Emile Durkheim

Menurut Durkeim fakta sosial/gejala sosial adalah benda artinya gejala sosial adalah riil secara obyektif, dengan satu eksistensi yang terlepas dari gejala biologis atau psikologis individu. Fakta sosial juga dapat diartikan sebagai norma, nilai, kebiasaaan, sesuatu yang sudah terjadi dan masyarakat bisa dikatakan fakta sosial. Durkheim mencetuskan teori fakta sosial itu sendiri karena adanya kemerosotan moral di Perancis.
  1. Kenyataan Fakta Sosial
Asumsi yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim terhadap sosiologi adalah bahwa gejala social itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta  perilakunya yang berbeda dari karakteristik psikologis, biologis atau karakteristik individu lainnya. Banyak yang tertarik dalam mengembangkan suatu penjelasan naturalistik atau ilmiah tentang perilaku manusia dan juga mengenai institusi sosial, mendasarkan analisanya pada karakteristik individu.
  1. Fakta Sosial Lawan Fakta Individu
Menurut Durkheim fakta sosial itu tidak dapat direduksikan ke fakta individu melainkan memiliki eksistensi yang independen pada tingkat sosial. Durkheim hidup di bawah pengaruh positivisme, ilmu dilihat sebagai suatu yang berhubungan dengan gejala yang riil (faktual). Tanpa obyek riil sebagai pokok permasalahannya, suatu ilmu tentang masyarakat tidaklah mungkin ada. Dalam karir awal Durkheim ( The Rules of Sociological Method) dijelaskan bahwa gejala sosial itu adalah benda. Artinya, gejala social adalah riil secara obyektif dengan satu eksistensi yang terlepas dari gejala biologis atau psikologis individu.
  1. Karakteristik Fakta Sosial
  1. bersifat eksternal terhadap individu: Meskipun banyak dari fakta sosial ini akhirnya diendapkan oleh individu melalui proses sosialisasi, individu itu sejak awalnya mengkonfrontasikan fakta sosial itu sebagai satu kenyataan eksternal,
  2. memaksa individu: individu memang dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong, atau dengan cara tertentu dipengaruhi oleh berbagai tipe fakta sosial dalam lingkungan sosialnya. Namun, bukan berarti bahwa individu itu harus mengalami paksaan fakta sosial dengan cara yang negatif atau membatasi seperti memaksa seseorang untuk berperilaku yang bertentangan dengan kemauannya. Kalau proses sosialisasi itu berhasil, individu sudah mengendapkan fakta sosial yang cocok sedemikian menyeluruhnya sehingga perintah-perintahnya akan kelihatan sebagai hal yang biasa, sama sekali tidak bertentangan dengan kemauan individu. Seorang individu akan selalu mendapatkan tekanan dari segala arah ketika berada dalam fakta sosial. Karena didalam keluarga pun seseorang mendapat tekanan seperti tidak boleh mencuri, mencontek. Jadi bisa dikatakan bahwa daya paksa yaitu aturan.
  3. bersifat umum atau menyebar luas dalam suatu masyarakat: fakta social ini merupakan milik bersama, bukan sifat individu perorangan.

Referensi: 

Beiharz, Peter.2002.Teori-Teori Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, Doyle Paul. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terj. Robert M. Z. Lawang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar