Himbauan pemerintah untuk cinta dalam negeri sepertinya tidak berlaku bagi Badan Anggaran (Banggar DPR) karena baru-baru ini dewan yang terhormat tersebut telah membeli kursi yang diimpor langsung dari Jerman untuk melengkapi fasilitas ruangan rapat baru di DPR. Yang membuat rakyat tercengang dengan proyek perbaikan ruang rapat itu ialah anggaran yang dikeluarkan yaitu hingga mencapai 20 M. Dewan Anggaran dinilai tidak sensitif dengan keadaan rakyat sekarang ini. Banyak yang menyayangkan renovasi tersebut karena ruangan yang lama dirasa masih layak digunakan untuk rapat. Pro Kontra renovasi ruang rapat inipun segera menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Badan anggaran yang baru-baru ini mendapat sorotan rakyat karena dianggap sebagai tempat calo anggaran seharusnya harus lebih berhati-hati dalam penggunaan anggaran dan memperbaiki citra buruk di masyarakat dengan kinerja yang baik bukan malah sebaliknya yang membuat rakyat mengelus dada.
Banyak orang menilai bahwa proyek tersebut berbau korupsi seperti yang diuangkapkan oleh Sarifudding Suding "Ini ada korupsinya. Gila, Rp20 miliar untuk renovasi, dana ini untuk membangun gedung baru sudah bisa" . Kemewahan ruang rapat itu dapat dilihat dari tiga layar yang terpasang di sisi atas ruangan sidang pembahasan anggaran negara itu. Furnitur di ruangan tersebut juga berkelas, khas minimalis. Lampu di ruangan itu, selain berfungsi menjadi penerang, ada fungsi aksesorinya. Yang tak kalah mewah, di ruangan pimpinan Banggar, lampu ruangan disebut-sebut seharga ratusan juta.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Nining Indra Saleh menyebutkan renovasi ruang Badan Anggaran sesuai perundang-undangan yang berlaku. "Sesuai dengan PP No 6 Tahun 2002 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah," katanya dalam jumpa pers di gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).
Nining melanjutkan, ruangan Banggar di desain sesuai kebutuhan anggota Banggar dan perkembangan zaman seperti saat ini. Kerja anggota Banggar yang dilakukan dari siang hingga larut malam, termasuk menampung pemerintah. "Apalagi memang dari awal, ruangan Banggar didesain di gedung Nusantara II," tambah Nining. Perempuan yang kerap menjadi saksi di KPK dalam berberapa kasus korupsi yang melibatkan anggota DPR ini menambahkan anggaran sebesar Rp20 miliar diperuntukkan renovasi ruangan, furnitur, termasuk sistem informasi tekhnologi (IT). "Harganya ada standardnya dan kita tenderkan. PT Gubah Laras sebagai konsultan yang dulu juga kita pakai," ucap Nining.
Ketika ditanya mengapa ruang Banggar berbeda dengan ruangan komisi atau alat kelengkapan DPR lainnya, Nining berdalih perbedaan ruang Banggar dikarenakan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
"Ruangan dulu kan juga disesuaikan dengan perkembangan zaman saat itu. Nah saat ini di-setting disesuaikan dengan perkembangan saat ini. Tidak fair juga kalau disamakan dengan ruangan yang lama," kelit Nining.
Kepala Biro Pemiliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR RI Sumirat mengatakan renovasi ruang banggar semata-mata dilakukan atas permintaan Banggar yang menilai ruangan lama tidak lagi representatif. "Seperti suara di ruangan gaung, echo," ucap Sumirat yang juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam proyek ini. Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafy mengatakan sangat prihatin dengan renovasi ruang rapat Banggar sebesar Rp20 miliar. Seharusnya, kata Uchok Banggar, pada tahun 2012 bukan mengutamakan pembangunan ruang rapat, tetapi lebih mengutamakan dan memperjuangkan kebijakan anggaran pro rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar